Welcome...Thanks for your visit....
Blog ini berisi informasi seputar Bayi, Balita, Batita, Kehamilan, Ibu Menyusui, Keluarga, Kesehatan, Kuliner, dll
--- Scroll ke bawah utk melihat Index atau Klik Tab2 dibawah ini ...

Monday, June 21, 2010

Haruskah Ibu Bekerja ?





Begitu banyak alasan, mengapa banyak ibu kembali bekerja setelah sibuah hati lahir. Banyak hal yang harus dipertimbangakan ketika anda meninggalkan anak anda kedalam pengasuhan orang lain, walaupun itu orang kepercayaan anda. Berat memang, maka dari itu mari pertimbangkan dengan alasan anda untuk kembali bekerja, bagaimana memutuskan keinginan anda dan pro dan kontra yang akan anda hadapi. Simak selanjutnya.


Tidak dapat dipungkiri, bahwa hidup seorang perempuan akan berubah setelah lahirnya si buah hati.  Bukan hanya kehidupan pribadi anda yang berubah, tetapi kehidupan profesional anda pun terkena imbasnya.  Tidak sedikit ibu baru yang akhirnya memutuskan untuk berhenti berkarir (bekerja) di luar rumah, untuk bisa total mengurus anak dan keluarganya.  Tetapi banyak juga ibu-ibu yang memilih kembali bekerja setelah cuti melahirkannya selesai.  Dan ada pula ibu-ibu yang, meskipun sebelum menikah dan melahirkan belum pernah bekerja, justru memutuskan untuk bekerja setelah memiliki anak.

Saat-saat ketika harus kembali atau mulai bekerja pasti terasa sangat sulit dan berat bagi anda.  Betapa tidak? Selama 3 bulan pertama kehidupan si kecil, atau bahkan selama 2 tahun ini, anda lah orang yang hampir setiap detik selalu bersamanya.  Namun, sekarang anda akan "meninggalkan" bayi anda dalam asuhan "orang lain", meskipun sebenarnya orang lain tersebut adalah orang-orang kepercayaan anda.  Seringkali hari-hari pertama "perpisahan" dengan si kecil membuat anda menguraikan air mata.  Perasaan bersalah karena "meninggalkan" dia mungkin akan mengganggu pikiran anda.  Bahkan meskipun kembalinya anda bekerja itu merupakan keputusan yang telah anda dan suami buat (dan keinginan anda juga) sebelum anda hamil dan melahirkan, bukan tidak mungkin anda masih saja berat hati dan merasa bersalah karena meninggalkan bayi anda.  Tapi jangan biarkan perasaan tersebut berlarut-larut hingga mengganggu konsentrasi kerja anda.

Alasan Ibu Kembali Bekerja
Pikirkan apa yang menjadi prioritas anda, bukan saja untuk saat ini tetapi juga untuk jangka panjang.  Memiliki alasan yang jelas mengapa anda (kembali) bekerja, akan membantu mengurangi rasa bersalah dan menolong anda untuk "melihat" keputusan anda itu dari berbagai sisi.  Untuk menghasilkan uang, adalah alasan yang paling logis dan nyata untuk anda (kembali) bekerja.  Meskipun bagi sebagian ibu, bekerja itu tidak semata-mata demi uang tetapi juga untuk aktualisasi diri.  Sudah jamak sekarang ini bagi perempuan untuk berpendidikan tinggi.  Sehingga "sayang" jika ilmunya itu tidak diterapkan secara profesional.  Bekerja dan memiliki karir profesional akan meningkatkan kepercayaan diri anda karena anda "merasa" berguna bagi orang lain (setidaknya bagi rekan-rekan sekerja anda), turut berperan dalam perekonomian rumah tangga, dan dengan menghasilkan uang sendiri membuat anda merasa siap jika seandainya somethings happen yang membuat anda harus menghidupi keluarga anda sendirian.

Bagaimana Memutuskannya?
* Apakah uang menjadi alasan utama anda untuk (kembali) bekerja? Kekurangan uang untuk menopang kehidupan rumah tangga, bisa mengakibatkan anda stress.  Sehingga membuat anda mudah "meledak".  Tentu anda tidak mau menjadi ibu yang tidak bahagia dan mudah marah bukan?
* Tentu saja anda harus membicarakan pilihan tersebut dengan suami.  Utarakan semua perasaan atau kekhawatiran anda.  Diskusikan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam manajemen rumah tangga anda karena nantinya anda dan suami sama-sama bekerja.
* Pertimbangkan kebutuhan utama anak anda.  Misalnya saja, anak anda sakit dan membutuhkan biaya pengobatan/ terapi yang tidak sedikit, tetapi kondisinya juga tidak memungkinkan untuk ditangani oleh "orang" lain.
* Cari informasi sebanyak-banyaknya dari ibu-ibu yang bekerja maupun dari ibu-ibu yang tinggal di rumah.
* Selain memperoleh "keuntungan" berupa peningkatan pendapatan keluarga, ibu bekerja juga memberikan konsekuensi terhadap keuangan rumah tangganya.  Ketika anda bekerja, pengeluaran keluarga anda juga akan bertambah karena anda harus mengeluarkan biaya untuk pengasuh anak, transportasi anda kekantor, makan siang anda di kantor, baju-baju kerja, dan lain-lain yang berkaitan dengan keperluan kerja anda.  Apakah pendapatan anda, setelah dikurangi semua biaya tersebut, masih signifikan menambah family income?
* Apapun keputusan yang anda pilih, sebagai ibu bekerja atau stay-at-home mother, pasti ada konsekuensinya.  Sebaiknya anda menyiapkan diri untuk ikhlas menerima konsekuensi dari apapun pilihan anda.
* Coba lah untuk tidak terjebak ke dalam stereotype yang ada baik tentang ibu bekerja maupun tentang ibu yang tinggal di rumah.  Menjadi ibu bekerja bukan berarti anda "mengabaikan" kebutuhan anak anda, sebaliknya menjadi ibu yang tinggal di rumah dan "hanya" mengurus keluarga tidak berarti anda menjadi sosok yang tampak frustasi atau kuper.  Sudah banyak contohnya orangtua yang dua-duanya bekerja mampu "membesarkan" anak-anaknya menjadi anak yang gembira dan memiliki hubungan yang dekat dengan anak-anaknya, sebaliknya tidak sedikit stay-at-home mom yang tidak mampu memanfaatkan waktu untuk mempererat hubungan dengan anak-anaknya karena ia kelelahan mengurus rumahtangga.

Pro dan Kontra
Dengan bekerja;
- anda merasa hidup lebih "berwarna" karena anda punya kehidupan sosial di luar kehidupan rumah tangga anda.
- kemampuan intelektual anda semakin terasah.
- anda berkesempatan untuk memiliki karir profesional
- anda akan menambah penghasilan keluarga.
- mengurangi rasa bersalah ketika anda mengeluarkan uang untuk keperluan pribadi anda.  Sekali-kali memanjakan diri dengan membeli baju atau sepatu bermerk kan tidak apa-apa, toh anda beli dengan hasil keringat anda sendiri.
- anda memiliki kesempatan yang baik untuk melatih kemandirian anak sedini mungkin.
- ketika suami anda menggantikan anda untuk mengerjakan tugas-tugas rumahtangga atau mengurus anak-anak, karena kebetulan anda terpaksa lembur atau tugas ke luar kota, maka sebenarnya anda dan suami memberikan contoh nyata kepada anak-anak bahwa urusan rumahtangga dan pengasuhan anak adalah tanggungjawab bersama antara ayah dan ibu.
- anda menjadi contoh nyata bagi anak-anak anda, bahwa perempuan juga mampu melakukan berbagai hal positif lainnya selain menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Tetapi mungkin anda juga akan;
- merasa sedih/kecewa karena tidak dapat menyaksikan secara langsung beberapa milestone dalam tumbuh kembang anak anda
- merasa kurang waktu untuk dilewatkan bersama anak-anak
- merasa lebih lelah karena anda masih harus mengurus keperluan keluarga sepulang dari kantor
- merasa lebih stress karena anda memiliki dua beban sekaligus, yaitu pekerjaan di kantor dan keluarga anda.

Ingat lah bahwa apapun pilihan yang anda ambil, sebagai ibu bekerja atau ibu yang tinggal di rumah, bukan berarti harga mati.  Anda selalu dapat berubah pikiran.  Karena jika anda menjadi ibu yang bahagia maka kehidupan keluarga anda niscaya juga akan bahagia.

Sumber : http://www.ibudananak.com