Welcome...Thanks for your visit....
Blog ini berisi informasi seputar Bayi, Balita, Batita, Kehamilan, Ibu Menyusui, Keluarga, Kesehatan, Kuliner, dll
--- Scroll ke bawah utk melihat Index atau Klik Tab2 dibawah ini ...

Wednesday, October 5, 2011

Terapi Kondom Agar Hamil?

Istri yang mengalami alergi sperma suami menyebabkan pembuahan tak kunjung berhasil atau sulit hamil. Alergi sperma sebenarnya istilah untuk mengungkapkan tingginya antibodi istri terhadap sperma suami, sehingga sperma tidak bisa membuahi dan mati karena sistem antibodi tadi. 

Androlog, dr Nugroho Setiawan, MS, SpAnd di bagian Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati menjelaskan alergi sperma bisa diatasi dengan mengikuti program terapi kondom, yakni suami harus menggunakan kondom setiap kali berhubungan intim.

Di awal pemakaian, mungkin sebagian pasangan merasakan ketidaknyamanan, karena tidak terbiasa. Jadi mereka perlu menyesuaikan diri, apalagi tindakan ini dilakukan dalam waktu cukup lama, sekitar 6-8 bulan. 

Tujuan terapi ini supaya sperma tidak masuk ke dalam tubuh istri. Dengan begitu, diharapkan kadar antibodi istri akan menurun secara perlahan, sehingga di 6-8 bulan mendatang tak efektif dalam menghalau sperma yang masuk.

Disiplin
Setiap pasangan harus disiplin ketika menjalani terapi ini. Suami dan istri harus saling mengingatkan untuk menggunakan kondom sebelum melakukan hubungan intim. Jika tidak mau atau lupa memakainya, kemudian terjadi paparan sperma pada tubuh istri, maka kadar antibodi antisperma dalam tubuh istri bisa menguat kembali.

Pakai dengan benar
Pemasangan kondom juga harus tepat, yakni menutup semua bagian penis, memiliki kualitas kondom yang baik, juga sesaat setelah ejakulasi terjadi. Jangan biarkan penis terlalu lama di dalam vagina, karena bisa saja sperma tumpah dan masuk ke dalam vagina maupun rahim.

Di bawah 35 tahun
Terapi ini biasanya dianjurkan pada suami yang pasangannya (istri) berusia di bawah 35 tahun. Alasannya, di atas 35 tahun tingkat kesuburan perempuan umumnya berkurang, sehingga bisa menganggu efektivitas terapi. 

Melepas kondom
Setelah 6-8 bulan menjalani terapi, titer antibodi dalam darah istri akan diperiksa kembali di laboratorium. Jika dinilai sudah menurun, biasanya penggunaan kondom bisa dilepas dan diharapkan sperma berhasil membuahi sel telur. 

Gaya hidup sehat
Dalam masa terapi, suami dan istri harus menjaga aktivitas, juga menjaga pola makan agar tetap sehat dan seimbang supaya kebugaran terjaga dan kehamilan bisa segera didapat. Meski terapi ini dilakukan, namun aktivitas suami dan istri tidak sehat, kehamilan sangat mungkin tidak dapat dicapai.

Hubungan intim tiap 2-3 hari
Supaya kehamilan bisa didapat cepat, di saat kadar antibodi terhadap sperma istri rendah, maka lakukan hubungan intim secara teratur setiap dua atau tiga hari.

Jika kehamilan lambat dicapai, kemungkinan tak hamil bisa saja terjadi karena antibodi antisperma istri sudah meningkat. Sementara jika pasangan berhasil hamil, dan memiliki anak, serta ingin menambah anak lagi, terapi kondom ini harus dijalankan kembali. Karena biasanya, sistem antibodi antisperma istri sudah menguat kembali.


sumber : http://female.kompas.com