Welcome...Thanks for your visit....
Blog ini berisi informasi seputar Bayi, Balita, Batita, Kehamilan, Ibu Menyusui, Keluarga, Kesehatan, Kuliner, dll
--- Scroll ke bawah utk melihat Index atau Klik Tab2 dibawah ini ...

Saturday, October 1, 2011

Susu Formula, Amankah Sebagai Pengganti ASI ?

Susu formula, amankah sebagai pengganti ASI ? Tidak bisa dipungkiri ASI menjadi asupan terbaik bagi bayi, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan sang ibu tidak dapat memberikan ASI sehingga mau tidak mau harus menggantinya dengan susu lain. Pada umumnya kandungan semua Susu formula itu hampir sama, karena semuanya mengacu pada standar kebutuhan untuk tumbuh kembang bayi sesuai dengan RDA (Recommended Dietary Association). Bagi Anda yang bingung harus memilih Susu formula terbaik untuk bayi, berikut ini ragam susu yang beredar di pasaran:

Susu formula dari susu sapi
Pada umumnya Susu formula untuk bayi yang beredar di pasaran berasal dari susu sapi. Anda dapat memilih susu sapi jika tidak memiliki riwayat alergi dalam keluarga. Adapun salah satu reaksi alergi terhadap susu sapi, yaitu diare, sehingga hentikan pemberian susu jika bayi mengalami diare akibat susu sapi. Jika bayi Anda berusia di atas enam bulan, susu yang disarankan adalah yang dapat memberikan fortifikasi zat besi karena antara usia 4-6 bulan persediaan zat besi dalam tubuh bayi mulai berkurang. Hal ini menyebabkan perlunya tambahan asupan dari luar. Jika bayi mengalami konstipasi/sembelit yang mungkin disebabkan fotrifikasi zat besi, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter dan perlu diingat tidak semua bayi akan mengalami hal ini.

Susu hipoalergenik
Jika Anda memiliki riwayat alergi dalam keluarga, kemungkinan bayi akan mengalami alergi pada susu sapi. Bayi dengan alergi susu sapi formula sebaiknya diberikan susu sapi dengan formula hipoalergenik (hidrolisat), atau susu sapi yang kandungan proteinnya telah dihidrolisis sedemikian rupa sehingga dapat mudah diolah oleh pencernaan bayi.

Adapun cara untuk mencegah alergi susu sapi, yaitu :
- Pencegahan premier atau pencegahan yang dilakukan sebelum bayi terpapar pencetus alergi (dalam kasus ini susu sapi). Berikanlah ASI eksklusif, jika Anda tidak dapat - memberikan ASI dapat menggantinya dengan Susu formula jenis hipoalergenik.
- Pencegahan sekunder, di mana bayi yang sudah terpapar protein susu sapi tetapi belum mengalami alergi kembali diberi ASI atau diberi susu hipoalergenik. Saat bayi memasuki usia batita, Anda harus mengenalkan bayi dengan susu sapi agar sistem metabolisme tubuhnya mengenal protein susu sapi sehingga secara perlahan dapat menerima susu formula biasa.
- Pencegahan tersier, kondisi di mana jika sudah terjadi alergi terhadap susu sehingga bayi harus mengonsumsi Susu formula dengan protein susu yang terhidrolisis sempurna sehingga tubuh bayi mudah mencernanya.

Susu Soya
Susu berasal dari sari kedelai ini memiliki fungsi sama dengan susu sapi yang protein susunya telah terhidrolisis dengan sempurna. Susu ini dapat menjadi pilihan untuk bayi yang memiliki alergi terhadap protein susu sapi tetapi tidak dengan protein soya, dan dapat digunakan sebagai pencegahan alergi tersier. Kalaupun bayi memiliki alergi terhadap susu kedelai, maka ia harus beralih ke Susu formula dengan asam amino yang sudah terhidrolisis (susu hipoalergenik).

Susu rendah laktosa
Susu sapi yang bebas dari kandungan laktosa dan sebagai penggantinya menambahkan kandungan gula jagung. Bayi yang tidak mampu mencerna laktosa (intoleransi laktosa yang ditandai dengan buang air terus-menerus/diare) karena gula darahnya tidak memiliki enzim untuk mengolah laktosa, cocok mengonsumsi susu jenis ini.

Susu formula lanjutan
Susu formula lanjutan ditujukan bagi bayi usia enam bulan ke atas dan tidak ada perbedaan mencolok dalam kandungan nutrisinya. Begitupun dengan jumlah kalori yang dihasilkannya, tidak terlalu berbeda jauh. Anda tidak perlu mengganti Susu formula dengan susu lanjutan jika stok di rumah masih ada. Untuk mencukupi kebutuhan kalorinya, Anda dapat memadukanSusu formula lanjutan ini dengan makanan semi-padat untuk bayi usia enam bulan ke atas.

Susu formula khusus
Susu ini diperuntukkan bagi bayi dengan masalah saluran pencernaan. Ada beberapa bayi yang mengalami gangguan penyerapan karbohidrat, lemak, protein atau zat gizi lainnya. Susu ini perlu pengawasan dan petunjuk dokter untuk penggunaannya dan karena kekhususannya, harga susu ini pun sangat mahal, serta tidak dijual di toko umum atau hanya tersedia di rumah sakit juga apotek.

Langkah awal yang dilakukan dalam menyiapkan Susu formula ialah membersihkan dan mensterilisasi peralatan yang berhubungan dengan pembuatan susu. Dan berikut langkah-langkah untuk membersihkan dan mensterilisasi peralatan:
- Cuci tangan menggunakan sabun sebelum melakukan sterilisasi dan mulailah mensterilkan peralatan minum bayi.
- Cuci semua peralatan (botol, dot, sikat botol, sikat dot) menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
- Gunakan sikat botol untuk membersihkan bagian dalam botol dan sikat dot untuk area dot agar tidak ada sisa susu yang melekat. Bilas dengan air yang mengalir.
- Jika Anda menggunakan alat sterilisator buatan pabrik, ikuti petunjuk dalam kemasan.
- Jika mensterilisai dengan cara direbus maka botol harus terendam seluruhnya sehingga tidak ada udara dalam botol. Panci ditutup dan biarkan sampai mendidih selama 5-10 menit. Biarkan botol dan dot berada dalam panci tertutup dan air panas, sampai Anda akan menggunakannya.
- Sebelum mengambil botol dan dot, cucilah tangan dengan sabun terlebih dahulu.
- Jika botol tidak langsung digunakan setelah direbus, maka keringkanlah botol dan dot dengan menempatkannya dia tas rak khusus botol pada posisi yang memungkinkan air rebusan menetes. Setelah kering, simpanlah botol di tempat bersih, kering dan tertutup. Pastikan dot dan penutupnya terpasang dengan baik.

Selanjutnya adalah tahapan menyiapkan dan menyajikan Susu formula :
- Pertama-tama, bersihkan permukaan meja lalu cucilah tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Keringkan.
- Rebus air minum sampai mendidih selama 10 menit dalam panci tertutup.
- Setelah mendidih, biarkan air tersebut dalam panci selama 10-15 menit agar suhunya turun, kurang lebih sampai 70 derajat celcius. Atau Anda juga dapat menggunakan - campuran air dingin agar tidak terlalu panas.
- Tuangkan air ke dalam botol susu yang telah disterilkan dan jangan berlebihan. Lalu tambahkan susu bubuk sesuai takaran yang dianjurkan. - Tutup kembali botol susu dan kocok sampai susu tercampur dengan baik.
- Sebelum memberikan pada bayi sebaiknya mengetes apakah airnya tidak terlalu panas dengan cara meneteskan susu pada pergelangana tangan. Jika masih terlalu panas dapat merendam botol susu di dalam air dingin bersih sampai suhunya aman untuk dimibnum bayi.
- Sebaiknya buanglah susu yang telah dilarutkan jika dalam dua jam masih ada sisanya. Dalam suhu udara biasa di ruangan terbuka, Susu formula yang belum diminum dapat bertahan selama tiga jam, sedangkan jika disimpan di kulkas bertahan 24 jam. Sebelum diberikan, hangatkan dengan cara merendamnya dalam air panas.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih Susu formula ialah harga dan tersediaan barang. Hindari membeli susu yang sulit didapatkan, pilihlah produk susu dengan harga terjangkau dan mudah ditemukan. Perhatikan juga kondisi dan kebutuhan bayi, jika memiliki alergi pilihlah susu dengan formula khusus.





sumber:
http://www.melindahospital.com