Welcome...Thanks for your visit....
Blog ini berisi informasi seputar Bayi, Balita, Batita, Kehamilan, Ibu Menyusui, Keluarga, Kesehatan, Kuliner, dll
--- Scroll ke bawah utk melihat Index atau Klik Tab2 dibawah ini ...

Monday, July 11, 2011

Agar Hubungan Bumil dan Ibu Mertua Harmonis


Masa sembilan bulan kehamilan dapat terkesan seperti pengalaman naik jet coaster. Emosi Anda bisa naik-turun tidak karuan. Tidak jarang, perubahan emosi ini juga dapat berpengaruh negatif pada hubungan Anda dengan orang di sekitar. Dan, yang paling tidak diharapkan adalah bila ini terjadi pada hubungan Anda dengan ibu mertua -yang sebenarnya bisa dibilang sudah mengalami sedikit keretakan. Padahal, dengan kelahiran si buah hati yang semakin mendekat, Anda mungkin akan membutuhkan bantuan dari ibu mertua.
Terjalinnya suatu hubungan yang harmonis memang perlu dilakoni oleh kedua belah pihak. Namun, tidak ada salahnya apabila Andalah yang terlebih dulu berinisiatif. Nah, empat hal ini bisa Anda lakukan untuk mulai memperbaiki hubungan dengan ibu mertua:

1. Berikan ibu mertua peranan aktif
Jika Anda menganggap ibu mertua itu tukang ngatur, coba berikan dia kesempatan untuk melakukan sesuatu bagi calon anak Anda. "Mintalah dia melakukan sesuatu yang berkesan penting bagi hidup sang bayi," kata Terri Apter, PhD, psikolog yang juga penulis buku What Do You Want From Me? Learning to Get On With In-Laws.
Misalnya, menentukan mana boks tempat tidur yang tepat untuk sang bayi, dari beberapa jenis yang telah Anda pilih. Lebih baik lagi, bila Anda juga melakukan hal ini sambil memancingnya untuk memberikan tips seputar menidurkan bayi. Anda dapat masukan, ibu mertua juga senang.

2. Minta bantuan pasangan
Doronglah suami Anda untuk membuka jalan agar Anda dan ibu mertua bisa berbicara dengan nyaman. Misalnya, dengan memintanya menjadi "juru bicara" yang menyampaikan beberapa pertanyaan Anda kepadanya. Atau, dengan mengajak Anda bertiga makan bersama. "Cobalah untuk meyakinkan pasangan, bahwa apa yang ia lakukan dapat bermakna besar bagi Anda, ibunya, dan juga calon bayi," kata Apter.

3. Ingatlah bahwa Anda dan ibu mertua sama-sama memiliki suami Anda
Anda istrinya, dia ibunya. Anda berdua sama-sama menyayangi pria ini. "Itulah yang selalu harus Anda ingat saat berinteraksi dengan ibu mertua. Terutama di saat anak Anda telah lahir, karena ada banyak konflik yang mungkin terjadi antara Anda dan dia," kata Aviva Samet, PsyD, salah satu penulis buku The Daughter-in-Law's Survival Guide. Pastikan semua perbedaan pendapat maupun keretakan sudah diperbaiki sebelum anak Anda lahir, sehingga tidak menimbulkan masalah yang berlarut-larut.

4. Jangan berharap terjadi keajaiban
Jika memang hubungan Anda dengan ibu mertua sudah bagaikan air dan minyak sejak sebelum Anda menikahi anaknya, berpikirlah realistis. Jangan berharap tiba-tiba Anda dan dia bisa menjadi begitu lengket, seperti hubungan Anda dengan ibu kandung sendiri. "Bila dulu ia selalu terlihat tidak pernah menyetujui pendapat Anda, kemungkinan dia akan selalu begitu," kata Samet.
Namun, jangan putus asa. Apabila memang sudah tidak dapat disatukan lagi, setidaknya Anda masih bisa menghargai dan bersikap sopan terhadapnya. "Anak Anda akan mendapat hal terbaik dari ibu maupun neneknya, dan melihat sisi terbaik dari Anda berdua," kata Samet.

sumber :  http://female.kompas.com