Menjaga penampilan adalah kewajiban tak tertulis di kantor. Ketika Anda “terpeleset”, apa yang harus dilakukan?
Bukan rahasia umum lagi kalau setiap orang tahu pada dasarnya suka bergosip. Begitu juga para pegawai di kantor. Kendati gosipnya hanya seputar siapa berkencan dengan siapa, Si Anu begini atau begitu, tak ubahnya dengan siswa SMA di mana setiap orang bicara tentang sesama rekan kerjanya. Topik apa saja yang paling membuat seseorang malu dan khawatir jadi bahan omongan?
Ritsleting Turun
Boleh jadi inilah kejadian yang paling memalukan dan bisa dialami oleh siapa saja. Bahkan kita sebagai “saksi” pertama yang tahu dan harus menyampaikannya ke yang bersangkutan pun sama-sama didera rasa malu. Sebanyak 67 persen pekerja akan menyampaikan aib ini bila posisi mereka sejajar, 62 persen akan berbuat sama bila yang jadi “korban” adalah bawahannya dan hanya 50 persen bawahan yang berani mengutarakan kejadian ini kepada pekerja yang tingkat jabatannya lebih tinggi.
Kotoran di Hidung
Kalau hidung terasa penuh tanpa disuruh pun Anda pasti langsung ingin membersihkannya. Sayangnya, kalau ada kotoran hidung yang tertinggal di pinggir hidung ternyata hanya 33 persen pekerja yang berani menyampaikannya kepada pekerja lain yang jabatannya lebih tinggi. Sekitar 51 persen bila level pekerjaannya sama dan sekitar 46 persen atasan yang berani menyampaikan kondisi memalukan ini kepada bawahannya.
Sisa Makanan Terselip di Sela-Sela Gigi
Kejadian memalukan seperti ini pasti pernah dialami siapa saja. Noda cokelat di bibir, sisa kangkung atau cabai terselip di sela-sela gigi yang baru Anda sadari saat bercermin dua jam setelah makan siang. Kenapa tidak ada seorang pun yang memberi tahu Anda?
Ternyata berdasarkan penelitian, hanya sekitar 66 persen kolega yang akan menyampaikan aib ini bila kedudukannya setara dengan Anda. Ada sekitar 60 persen atasan yang berbaik hati menyampaikannya kepada bawahan dan hanya 49 persen bawahan yang berani menyampaikan hal serupa kepada kolega dengan kedudukan lebih tinggi.
Rambut Acak-Acakan
“Rambut berantakan” agaknya menjadi tren baru untuk penampilan yang dianggap seksi. Jadi, hati-hatilah menegur sesama rekan kerja untuk merapikan rambutnya. Kalau Anda karyawan di level yang tinggi, rapikan rambut Anda sesuai tatanan yang membuat Anda merasa paling nyaman. Soalnya, hanya sekitar 13 persen rekan kerja yang akan mengatakan kalau rambut Anda berantakan. Sekitar 30 persen berani mengatakan hal serupa kalau ia kebetulan memiliki kedudukan lebih tinggi, sedangkan bila levelnya sama, hanya 33 persen yang menginformasikan hal ini kepada Anda.
Pakaian Terkena Noda
Pakaian terkena noda apapun pastilah merupakan hal yang paling sensitif bagi para pekerja, apa pun bidangnya. Ternyata sebanyak 51 persen pekerja yang mau menyampaikan kejadian yang tak disadari si pemakai bila mereka berada di level jabatan yang sama. Sebanyak 47 persen atasan mau menyampaikan hal ini kepada bawahannya, dan hanya 34 persen bawahan yang berani mengemukakan hal ini kepada atasannya.
Napas Tak Sedap
Boleh jadi Anda akan sulit mengatasi hal yang paling memalukan ini karena hanya 33 persen pekerja yang berani mengatakan bahwa rekannya membutuhkan penyegar mulut bila mereka berada pada level jabatan yang sama. Selebihnya hanya 29 persen atasan yang berani menyampaikan hal ini kepada bawahannya dan 14 persen bawahan yang berani mengutarakanya kepada atasan. Tentu saja karena Si Bawahan tak ingin membuat atasannya merasa lebih malu.
Belum Mandi
Kalau ada seseorang yang belum mandi, aroma tak sedapnya sangat mungkin akan mengganggu siapa saja yang ada di sekitarnya. Sayangnya, hanya 28 persen pekerja yang berani menyarankan Si Sumber Bau untuk mandi dulu kalau level jabatan mereka sama atau lebih rendah. Sedangkan hanya ada 11 persen bawahan yang berani menegur atasannya soal ini kepada atasannya.
Salah Kostum
Penggunaan kostum yang tak sesuai dengan budaya kantor tentu akan membuat pemakainya merasa risih. Entah itu kelewat seksi, terlalu pendek, ketat, atau kelewat nyantai. Hanya sekitar 10 persen rekan kerja berani mengatakan kepada atasannya kalau busana yang dikenakan Si Bos terlihat “aneh”. Sebaliknya, sekitar 32 persen atasan yang berani menegur bawahannya. Sementara di level kedudukan yang sama ada sekitar 32 persen kolega yang mau menyampaikannya.
Apa pun bentuk “aib” yang ingin Anda sampaikan, carilah waktu yang tepat dan dengan cara halus agar rekan kerja Anda malah tak semakin bertambah malu.
Semua pekerja pasti pernah me-ngalami kejadian memalukan di kantor. Tak jarang, satu kejadian kecil bisa menjadi bahan perbincangan dalam waktu lama. Agar tak jadi bahan lelucon di kantor, empat langkah ini yang harus Anda ambil.
Tetap Tenang
Lebih baik tenangkan diri selama beberapa detik. Wajar saja jika Anda bereaksi di luar dugaan (yang terkesan heboh), karena Anda memang kaget. Mengutip tagline sebuah iklan, yang harus dilakukan justru calm, cool, and confident.
Jangan Pura-pura Tidak Tahu
Taruhlah Anda dan teman-teman sedang bergosip mengenai rekan kerja yang menyebalkan, tanpa disadari, dia ternyata sedang berdiri di dekat Anda. Semua omongan yang keluar sudah pasti terdengar jelas olehnya. Yang harus Anda lakukan adalah menoleh ke arahnya sambil tersenyum dan meminta maaf. Jangan pura-pura tidak tahu, mencari alasan, apalagi menyalahkan orang lain. Catatannya, ketika meminta maaf pastikan dia atau siapapun tahu jika Anda benar-benar serius.
Tertawalah
Jika orang lain menertawakan Anda, Anda pun bebas menertawakan diri sendiri. It’s fun to laugh at yourself! Orang-orang pun tak akan menganggap insiden yang dialami sebagai sesuatu yang memalukan. Anggap saja, Anda memberikan hiburan gratis pada rekan kerja di tengah deadline.
Moving On
Terlalu memikirkan momen memalukan atau terlalu “rajin” minta maaf malah akan membuka lebih lebar kesempatan untuk melakukan hal memalukan yang lain. Intinya belajar dari kesalahan dan perbaiki semampu Anda dan buka lembaran baru.
sumber : http://www.tabloidnova.com