Siapa sih yang tidak tertarik membicarakan masalah jodoh. Terutama bagi orang yang belum menikah, bahasan jodoh adalah topik yang seolah tidak ada habis-habisnya untuk dibahas, mulai dari kriteria seorang pendamping sampai bagaimana cara menemukan dan mendapatkannya. Banyak juga media yang memfasilitasi masalah jodoh ini, mulai dari ramalan cinta (ketik REG Cinta kirim ke….), iklan biro jodohpun bermunculan di koran-koran, yang terakhir sedang populer seperti acara Take Him Out atau Take Me Out di Indosiar. Kalau ini saya tidak terlalu tertarik apalagi mengikutinya, karena menurut saya terkesan dipaksakan, atau ebih tepatnya mengkomersialisasi perjodohan.
Di sisi lain, bagi seorang yang masih single, bahasan tentang jodoh memang sangat sensitif, terkadang menimbulkan perasaan tersindir, bahkan ada yang merasa dianggap ‘gak laku’, terutama buat mereka yang usianya sudah kepala ‘banyak’ alias 30 tahun ke atas, apalagi dengan sifat yang sangat tertutup, biasanya mereka selalu menghindari pembahasan mengenai jodoh.
Banyaknya undangan pernikahan yang datang dari saudara, teman dan kerabat juga bikin hati gerah, apalagi kalau yang mengundang itu usianya jauh di bawah kita, serasa didahului kali ya, “yah koq dia duluan sih, padahal masih kecil, masa sih aku kalah dari mereka??? Padahal kayaknya aku lebih siap tuh”. Belum lagi kalau melihat janur kuning bertebaran di pinggir jalan, seperti bulan-bulan menjelang puasa seperti sekarang ini nih, atau setelah lebaran idul fitri dan dan pada saat lebaran haji. Apalagi ditambah ketika mendengar komentar orang lain, “koq sekarang banyak banget yang nikah, musim kali ya, kamu kapan dong undangannya??! ayo cepetan ntar keburu kiamat lho!!!”, wah serasa kena tembakan bertubi-tubi deh.
Ditambah lagi kalau sedang pergi ke supermaket atau mall, ke undangan atau acara liburan kantor serta keluarga, melihat yang lain pergi bersama pasangan dan anak-anaknya, sedangkan kita masih sendirian, meskipun kita mencoba untuk bersikap cuek tapi tetap saja ada rasa iri di dalam hati. Terkadang teman juga ada yang sengaja memprovokasi, misalnya dengan menulis status di facebook atau memasang foto yang menunjukkan kemesraannya dengan pasangan, wah bikin tambah panas dan stres tuh hehehe.
Hayoo buat yang masih single atau jomblowan dan jomblowati ngaku aja deh!!! Gak usah malu-malu, bener kan??!
Ini bukan sindiran koq, meskipun pasti banyak yang bakal tersindir, tapi sebenarnya ini sindiran juga buat diri sendiri, karena selain fenomena yang wajar dan umum terjadi, juga hal yang saya alami sendiri (ngaku deh). Beberapa hari lalu saya terima sms dari teman SMA, katanya di meminta doanya karena hari sabtu ini akan menikah, padahal saya tahu beberapa bulan lalu dia masih belum punya seorang calon. Rupanya dia dikenalkan seorang temannya dan ternyata cocok sehingga langsung menikah. Saya sih senang saja mendengarnya, dan turut mendoakan, sambil minta didoakan juga olehnya semoga bisa segera menyusul.
Jodoh memang benar-benar rahasia Ilahi, semua serba misteri kalau belum terjadi, dan susah sekali menebak skenario Allah dalam pengaturan jodoh ini. Proses pertemuan jodoh itu ada yang lama, ada yang singkat, ada yang mudah, ada yang ruwet banget, itu sih tergantung banyak faktor, selain memang sudah takdir juga. Ada yang hanya berkenalan dalam waktu singkat, gak pake lama, sebulan atau bahkan cuma kenal beberapa hari bisa langsung menikah. Ada juga seorang teman yang pacaran sampai 7 tahun baru memutuskan untuk menikah, meskipun ada juga yang sudah pacaran lama tapi akhirnya bubar juga sebelum sampai pernikahan, kasihan sekali ya.
Pernah ada kejadian di tempat saya bekerja dimana dia pacaran sudah lebih dari 6 tahun, bahkan sering putus nyambung, pokoknya ruwet deh, tapi akhirnya jadi juga menikah karena memang berjodoh, meskipun usia si perempuan sudah 43 tahun dan si laki-laki 37 tahun. Kalau dipikir-pikir sayang sekali ya waktu yang terbuang, tapi begitulah jodoh susah sekali ditebak.
Jodoh itu juga soal waktu, ada yang cepat ada yang lambat. Ada yang masih usia belasan tahun sudah ketemu jodohnya, alias ‘kecil-kecil jadi manten’. Hal seperti ini biasa banyak terjadi di kampung-kampung termasuk di kampung sekitar tempat saya bekerja. Bahkan ada yang usianya 14 tahun sudah menikah, jadi wajarlah jika pada usia 40 tahun sudah punya banyak cucu. Ada juga yang lama sekali baru ketemu jodohnya, dan ini sangat membutuhkan kesabaran ekstra karena melewati proses yang panjang dan melelahkan.
Minggu depan, di kantor saya ada yang akan menikah, seorang perempuan, dia baru berjodoh pada usia 52 tahun, kebayang gak sih penantiannya lama sekali. Semua orang di kantor banyak yang bersyukur karena ini benar-benar kejutan, akhirnya beliau menikah juga meskipun di usia yang tidak muda lagi, yah paling tidak sudah ada teman hidup, dan itu lebih baik daripada sendirian. Ternyata dia berjodoh dengan teman SD yang sudah menduda selama 7 tahun dengan dua anak, kalau dipikir-pikir lucu ya.
Di kantor saya memang banyak teman perempuan yang telat menikah, bahkan ada yang belum menikah sampai usia 50 tahun, entah karena faktor apa padahal sebenarnya wajahnya cantik. Ada juga teman wanita yang menikah pada usia 40 tahun, dengan seorang yang usianya 17 tahun lebih muda, dan sekarang sudah memiliki seorang bayi. Memang jodoh itu tidak mengenal usia.
Ada teman yang usianya sudah 40 tahun lebih bilang “ah saya sih pasrah saja, kalau dapat ya syukur, kalau gak dapat ya mau gimana lagi”. Ini sih namanya sudah putus asa kali ya, saya sih tidak sependapat. Ada juga yang kenalan lain yang hampir mencapai usia kepala empat, bilang begini “setiap manusia itu sudah ada jodohnya, kalau tidak dipertemukan di dunia ya pasti di akhirat, jadi tenang saja”. Nah pendapat seperti ini saya kurang setuju, terkesan tidak mau berusaha, atau mungkin karena tidak memprioritaskan menikah ya, sehingga dia sudah sangat siap menerima kemungkinan terburuk yaitu bertemu jodoh di akhirat, entahlah saya tidak mau berspekulasi.
Memang, jodoh itu di tangan Tuhan, setiap manusia sudah ada jodohnya meskipun belum tentu dipertemukan di dunia. Ya ini kembali pada pilihan masing-masing, setidaknya dalam agama yang saya anut, menikah itu sangat dianjurkan daripada sendirian. Jadi menurut saya, kita harus selalu berusaha dan berdoa, supaya segera dipertemukan di dunia.
Masalah jodoh sungguh bikin hati ketar-ketir, harap-harap cemas, siapa ya yang kelak bakal jadi jodoh kita, terus kapan ketemunya nih, dapat gak ya? Jangankan yang belum punya calon, yang sudah punya calon saja dag dig dug, bener gak ya dia adalah jodoh saya? terus kapan dong? kenapa belum juga ada tanda-tandanya ya ke arah nikah, beneran apa gak sih ini. Apalagi kalau terhadang masalah yang rumit seperti masalah keluarga dan sebagainya, serta butuh perjuangan ekstra untuk sampai ke gerbang pernikahan, rasanya capek deh!!! Mungkin sudah nasib kali ya. Kekhawatiran seperti itu mungkin banyak dirasakan oleh kaum wanita, terutama yang berusia 30 tahun ke atas, karena memang pada kenyataannya perempuan itu tidak punya power apa-apa dan pilihannya lebih sedikit dibanding laki-laki, atau lebih tepatnya dipilih.
Tetapi bagaimanapun sulitnya jalan menuju ke sana, kita harus selalu positif thinking. Kupikir dalam hal ini keterbukaan dan keikhlasan sangat memegang peranan penting untuk terbukanya pintu jodoh ini. Tidak perlu malu-malu untuk meminta bantuan orang lain, kalau memang ternyata kesulitan dalam menemukan jodoh, Tidak perlu takut juga dibilang gak laku karena menceritakan masalah ini, ya daripada dipendam sendiri, siapa tahu orang lain punya solusinya.
Keikhlasan juga sangat penting, meskipun efeknya tidak secara langsung. Ikhlas melihat kebahagiaan orang lain, ikhlas dalam mendoakan dan memberikan jalan kemudahan bagi orang lain, dalam hal ini tentulah ikhlas juga melihat orang lain yang menikah lebih dulu. Soalnya ada lho yang masih memegang teguh adatnya, sama sekali tidak mau atau tidak rela dilangkahi oleh adiknya terutama yang laki-laki, padahal adiknya ini sudah lebih siap untuk menikah. Wah kalau sudah begini ruwet deh, jadi macet. Padahal menurutku dengan mengikhlaskan adiknya menikah terlebih dahulu, mungkin pintu jodohnya akan terbuka. Bukankah Allah pasti akan memudahkan urusan seseorang yang memudahkan urusan orang lain, apalagi dalam soal kebaikan. Betul begitu gak teman-teman, ayo dong bagi-bagi cerita bagi yang sudah berpengalaman???
Saya ingat teman kantor ada yang cerita “Saya dulu dilangkahin sama adik laki-laki dan adik perempuan. Saya sih terserah saja, pokoknya yang sudah siap maju saja duluan, kasihan masa mau nikah koq dihalang-halangi sih. Mati juga kan gak harus urut dari yang paling tua. Akhirnya saya nemu jodoh juga tuh di usia 33 tahun dengan laki-laki yang usianya 8 tahun lebih muda, ya buat saya gak masalah, memang sudah kehendak Allah”.
Jadi begitulah, jodoh itu seperti halnya rizki dan maut, sudah ada yang mengatur, manusia hanya bisa menjalankan skenarionya. Bagi yang masih single, tetaplah berusaha dan berdoa. Tetaplah bersemangat ya, untuk menemukan cinta sejati, sampai titik darah penghabisan hehe. Tapi jangan tergesa-gesa juga, takutnya nanti malah menyesal. Perlahan saja tapi pasti, tapi kalau bisa lebih cepat ya lebih baik, semoga bisa dapat yang terbaik. Buat yang sudah menikah mohon didoakan bagi yang nasibnya masih ‘belum beruntung’ ini supaya cepat menikah dan bahagia (termasuk yang nulis artikel ini hehehe).