Welcome...Thanks for your visit....
Blog ini berisi informasi seputar Bayi, Balita, Batita, Kehamilan, Ibu Menyusui, Keluarga, Kesehatan, Kuliner, dll
--- Scroll ke bawah utk melihat Index atau Klik Tab2 dibawah ini ...

Friday, December 3, 2010

Makanan Organik Tak Selalu Lebih Bergizi


 Bahan pangan organik belakangan ini banyak diperbincangkan. Sebagian orang berminat beralih ke sayuran atau buah organik, agar bisa lebih sehat. Sayangnya, niat untuk mengonsumsi bahan organik tidak disertai dengan pemahaman yang benar.

Apa sebenarnya makanan organik? Bahan pangan disebut organik apabila ditanam dan dipelihara tanpa menggunakan bahan-bahan kimiawi, seperti pupuk, pestisida, pembunuh hama tanaman, dan obat-obatan. Para petani atau peternak organik hanya menggunakan pembunuh hama alami, seperti minyak tanaman, sabun, bakteri pemakan jamur, atau serangga pemakan hama. Pupuk yang digunakan juga berupa kotoran hewan atau kompos. Pada hewan ternak, makanan yang diberi yang juga bersifat organik, dan tidak ada pemberian antibiotik maupun hormon untuk mempercepat pertumbuhannya.

Apa dengan demikian makanan organik jadi lebih aman untuk dikonsumsi? Pada bahan makanan non-organik, sisa pestisida memang masih menempel pada saat kita membelinya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pestisida dalam jumlah besar dapat membahayakan kesehatan. Namun, belum ada bukti bahwa sisa pestisida pada bahan pangan non-organik cukup berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, belum ada cukup bukti yang menyatakan makanan organik lebih bergizi dibanding non-organik. Bagi anak-anak, pemberian makanan organik lebih didasari pertimbangan bahwa mereka makan lebih banyak dan mungkin lebih sensitif terhadap pestisida. Memberikan susu atau makanan bayi organik memang akan memberi rasa tenang bagi orangtua.

Di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, penanaman dan peredaran bahan makanan organik telah diatur secara jelas. Tidak semua orang bisa dengan mudah menempelkan label organik di produk buatannya. Untuk mendapat izin penggunaan label organik, petugas pemerintah akan mengawasi cara produksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sayangnya, ini belum ada di negara kita.

Untuk mengarahkan agar konsumen lebih bijak dalam mengonsumsi makanan organik maupun makanan non-organik, Environmental Working Group (badan nirlaba yang menganalisis hasil pemeriksaan pestisida di Amerika Serikat), melansir daftar penting berisi 12 jenis sayur dan buah yang paling tinggi serta paling rendah kandungan pestisidanya. Jadikan sebagai panduan Anda!

Mana yang sebaiknya organik?

Kandungan pestisida paling tinggi:
Persik (peach), apel, paprika, seledri, nectarine (sejenis persik), strawberry, ceri, sayur kale (sayuran seperti sawi), selada lettuce, anggur, pir, wortel.

Kandungan pestisida paling rendah:
Pepaya, brokoli, kubis, pisang, buah kiwi, kacang polong (beku), asparagus, mangga, nenas, jagung manis (beku), alpukat, bawang bombay.

Narasumber: Dr Johanes C. Chandrawinata, MND, SpGK, dokter spesialis gizi klinis dari Rumah Sakit Melinda, Bandung