Jika si kecil sudah mulai corat-coret, biasanya apa pun akan ia coreti. Dari tembok rumah sampai tubuhnya sendiri. Inilah yang kerap membuat orangtua melarang anaknya untuk corat-coret. Padahal, jka dilarang sama saja dengan orangtua mematikan kreativitas anaknya.
Bukan berarti kita tak boleh melarang bila si kecil corat-coret di sembarang tempat. Melainkan caranya harus bijak, seperti mengalihkan dengan mengatakan, misalnya, "yuk, kita coret-coret kertas. Nih, kertasnya sudah bunda sediakan."
Selain dapat mengembangkan kreativitas, aktivitas corat-coret juga bisa membantu dan melatih perkembangan motorik halus anak yang dibutuhkan nanti untuk menggambar, menulis dan sebagainya. Jadi, dengan seringnya anak melakukan aktivitas corat-coret, caranya memegang alat tulis akan semakin baik. Selain itu, aktivitas corat-coret juga dapat menjadi media untuk mengekpresikan dirinya, baik pikiran maupun perasaan.
Oleh karenanya, yang harus di perhatikan ialah :
Sediakan sarana dan prasarananya, seperti kertas gambar, papan tulis (whiteboard), kapur warna atau spidol, bermacam-macam krayon dan lainnya. Buat si batita pilih krayon berukuran besar dan tebal agar lebih mudah dipegang.
Bila si kecil lebih suka corat-coret di tembok, sediakan tembok khusus untuk dicoreti atau tempelkan sejumlah kertas berukuran besar di salah satu bagian tembok, sambil memberikan penjelasan.
Jika si kecil lebih senang dan sering corat-coret ketimbang melakukan permainan lain, hal ini menunjukkan minat dan ada kemungkinan bisa berkembang menjadi bakat menggambar atau melukis.
Bakat anak baru bisa dilihat sekitar usia 4-5 tahun. Tapi itu pun jika ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakat melukisnya. Kalau tidak, meski sebenarnya ia berbakat, maka bakatnya itu tidak akan kelihatan.
Anak batita belum perlu dimasukkan sanggar lukis karena hasilnya akan sama, yaitu corat-coret. Jika orangtua tetap ingin memasukkan si kecil ke sanggar lukis, carilah sanggar lukis yang pembinanya tahu tahap-tahap perkembangan menggambar pada anak.
Yang terpenting bagi anak adalah bersibuk diri secara kreatif dan menyenangkan. Untuk itu, orangtua harus selalu siap setiap saat memberinya dukungan untuk berkreasi. Jika sering dilarang, bukan hanya kreativitasnya yang terhambat tetapi juga spontanitasnya dan keberaniannya berekspresi diri akan terhalang. Disisi lain, bakatnya akan sulit berkembang.
Sumber : http://www.melindahospital.com