Welcome...Thanks for your visit....
Blog ini berisi informasi seputar Bayi, Balita, Batita, Kehamilan, Ibu Menyusui, Keluarga, Kesehatan, Kuliner, dll
--- Scroll ke bawah utk melihat Index atau Klik Tab2 dibawah ini ...

Saturday, July 17, 2010

Menyusui Saat Berpergian


Imunisasi dan Obat
Hampir dalam setiap keadaan, penyedia jasa medis bisa dan seharusnya memilih imunisasi dan obat-obatan yang tidak mengganggu proses menyusui. Kurang tepat rasanya jika seorang ibu harus mengurangi menyusui demi vaksinasi dan sebaliknya.
  • Proses menyusui tidak mempengaruhi dosis imunisasi dan obat-obatan (kecuali vaksin demam kuning atau yellow fever), berapa pun dosis yang diberikan kepada ibu, anak tetap memerlukan dosis imunisasi dan dosis obat sendiri yang tepat untuk mereka.
  • Jika tidak ada riwayat efek samping obat pada anak-anak yang disusui, maka lebih baik menyusui tetap dilanjutkan.
  • Ibu menyusui dan anaknya harus divaksin sesuai jadwal, kecuali vaksin smallpoxyang tidak boleh diberikan pada ibu menyusui.
  • Baik vaksin hidup maupun vaksin mati tidak mempengaruhi laktasi, suplai ASI atau keamanan menyusui.
  • Vaksin yellow fever hanya boleh diberikan jika seorang ibu menyusui akan berpergian ke daerah endemis penyakit tersebut.
  • Hampir semua obat yang diminum ibu menyusui juga terkandung di ASI. Informasi lengkapnya dapat dilihat di AAP.
  • Doksisiklin jangka pendek bisa diberikan pada ibu menyusui.
  • Primaquin boleh diberikan pada ibu menyususi dan anak-anak selama kadar enzim G-6PD dalam batas normal.
  • Ibu menyusui tidak boleh minum atovaquin/proguanil jika berat badan bayi yang disusuinya kurang dari 11 kg.
Perjalanan Udara
Sinar X yang digunakan untuk skrining di bandara tidak punya efek pada ASI dan proses menyusui. Pompa ASI biasanya dianggap sebagai barang pribadi yang boleh dibawa seperti laptop, tas tangan dan tas popok.
Sebelum keberangkatan, ibu menyusui harus memiliki rencana yang matang tentang bagaimana membawa susu yang sudah diperah sebelumnya.
Jika Ibu dan Anak Terpisah selama Perjalanan
Hal-hal yang harus diperhitungkan antara lain: waktu yang harus dipersiapkan untuk perjalanan, fleksibilitas waktu saat perjalanan, penyimpanan susu yang sudah diperah selama perjalanan, durasi perjalanan dan tujuan perjalanan.
  • Proses menyususi harus diteruskan sampai detik-detik akhir keberangkatan.
  • Ibu sebaiknya memerah susu kemudian menyimpannya untuk di perjalanan selama bayinya terpisah darinya
  • Sebaiknya ibu belajar cara memerah susu dengan tangan karena mungkin kondisi yang tidak memungkinkan untuk menggunakan pompa ASI selama perjalanan.www.workandpump.com/handexpression.htm
  • Selama terpisah dari bayinya, sebaiknya ibu tetap memerah ASI terlepas dari ASI tersebut akan diberikan pada bayinya atau tidak. Hal ini penting untuk mempertahankan produksi ASI sehingga nanti setelah perjalanan selesai proses menyusui tidak terganggu.
  • Meskipun demikian, jika ibu tidak memerah susu selama terpisah dari bayinya, saat sudah kembali bersama, proses menyusui tetap harus dimulai karena sangat mungkin bayi masih ingin tetap menyusui.
  • Jika di akhir perjalanan ASI ibu berkurang, proses menyusui tetap dilanjutkan dan suplemen diberikan seperlunya sampai produksi ASI kembali normal
Jika Ibu dan Anak Tidak Terpisah selama Perjalanan
Menyusui merupakan hal yang menguntungkan bagi ibu dan bayinya selama perjalanan.
  • ASI eksklusif melindungi bayi dari kemungkinan kontaminasi dan kuman patogen yang mencemari makanan, minuman dan wadahnya.
  • Bayi yang disusui secara eksklusif tidak membutuhkan suplementasi cairan apapun walaupun lingkungan sekitar sangat panas dan ibunya mengalami dehidrasi.
  • Menyusui selama perjalanan udara melindungi bayi dari kolaps dan nyeri tuba eustachius. Gerakan memerah payudara ibu yang dilakukan oleh bayi menciptakan stabilisasi tekanan antara tekanan di dalam telinga dan lingkungan luar
  • ASI eksklusif menjamin produksi ASI yang berlimpah dan kecukupan nutrisi dan cairan bagi bayi
  • Pada kondisi diare akibat perjalanan, ASI eksklusif merupakan salah satu cara memproteksi bayi dari diare. Bayi yang diduga menderita diare harus menyusu lebih sering, mengurangi konsumsi makanan dan cairan lain dan tidak boleh ditawarkan cairan lain untuk pengganti menyusui. Organisme yang menyebabkan diare pada ibu tidak ditularkan ke bayi lewat ASI. Ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan obat yang mengandung salisilat karena salisilat bisa ditransfer kepada bayi melalui ASI. Akan lebih baik menggunakan alternatif lain seperti kaopektat dan loperamid. Penggunaan cairan rehidrasi oral sangat dianjurkan dan tidak mengganggu proses menyusui.
Referensi: Traveler’s Health Yellow Book