Welcome...Thanks for your visit....
Blog ini berisi informasi seputar Bayi, Balita, Batita, Kehamilan, Ibu Menyusui, Keluarga, Kesehatan, Kuliner, dll
--- Scroll ke bawah utk melihat Index atau Klik Tab2 dibawah ini ...

Tuesday, December 13, 2011

Si Kecil begitu tergila-gila pada makanan manis

Cari tahu mengapa Si Kecil begitu tergila-gila pada makanan manis?

Q: Mengapa anak-anak lebih menyukai makanan manis?
A: Semua bayi lahir dengan kecenderungan untuk lebih menyukai makanan berkalori tinggi. Jenisnya bisa berupa makanan manis atau berlemak. Pengaruh eksternal dari lingkungan terdekat jelas berperan besar. Orangtua sebaiknya sejak awal membantu Si Kecil untuk mengenalkan dan menyukai rasa lain, seperti asin, asam, dan pahit.
Q: Seberapa banyak camilan manis yang boleh dikonsumsi balita?
A:  Tergantung. Beberapa camilan sehat seperti buah memberikan rasa manis juga, kan? Camilan yang direkomendasikan di antaranya buah, yoghurt, sereal, sayuran mentah, dan sandwich. Sementara permen atau kue kering sebaiknya dibatasi. Tapi, jangan terlalu keras melarangnya sebab anak malah akan tertantang untuk makan sembunyi-sembunyi.
Intinya, suguhan permen, cokelat, atau kue kering harus diiringi dengan pedoman jelas. Contohnya, hanya setiap Jumat Si Kecil dibolehkan menikmati sebatang cokelat.
Q: Baikkah menghadiahi Si Kecil dengan permen dan kue-kue?
A:  Sebaiknya tidak membiasakan diri menghadiahi Si Kecil dengan permen dan kue-kue. Sebab anak akan mengasosiasikan makanan manis sebagai hal positif dan baik. Bukan ide yang bagus untuk menghubungkan makanan dengan nilai emosional. Kalau ingin memberinya hadiah, ajak saja melakukan kegiatan yang menyenangkan?
Q: Bagaimana dengan soft drink ?
A:  Tidak dianjurkan pula menyediakan soft drink pada acara anak-anak. Selain kalorinya sangat tinggi, asupan energi anak akan menjadi berlebih, memicu kegemukan dan potensi berbagai penyakit.
Q: Apa saja yang sebaiknya diisikan dalam kotak makan anak?
A:  Roti gandum beroles margarin dan berisi keju atau daging merupakan pilihan tepat. Apalagi Si Kecil masih perlu lebih banyak asupan lemak dibanding orang dewasa. Namun sebaiknya pilih daging dengan sedikit lemak dan keju rendah lemak. Tambahkan produk susu seperti yoghurt ataupun susu, sebotol air, serta potongan buah.
Q: Haruskah orangtua khawatir kalau anaknya susah makan?
A:  Nafsu makan bisa berubah-ubah seiring dengan bertambahnya umur anak. Hal ini sangat normal. Sepanjang tahun pertama, bayi akan banyak makan karena mereka harus melipatgandakan berat badan. Kemudian melewati usia tersebut nafsu makan biasanya akan berkurang secara alami. Anak akan terus tumbuh tapi tidak sepesat tahun sebelumnya.
Di lain sisi, mereka juga lebih aktif. Selama Si Kecil tumbuh sesuai usianya, sepanjang itu pula Anda tidak perlu terlalu khawatir. Pastikan saja dia tidak mengonsumsi terlalu banyak camilan dibandingkan makanan yang seharusnya.
Q: Jika Si Kecil hanya suka makanan manis,bagaimana membujuknya agar mencoba rasa lain?
A:  Tidak baik memaksa anak, untuk makan sesuatu. Yang bisa Anda lakukan adalah memintanya dengan cara manis namun tegas untuk mencicipinya dalam jumlah sedikit dulu. Misalnya, satu sendok teh kacang polong. Jika ia tak suka, jangan bosan untuk mencobanya di lain waktu.
Coba juga menyajikannya dengan tampilan berbeda. Seperti dimakan mentah, dimasak dengan saus manis dan sebagainya. Yang tak kalah penting jadilah contoh nyata bagi Si Kecil. Tunjukkan padanya bahwa Anda pun menyukai apa yang ada dalam kotak makannya.Ingat, Anda bisa menjadi motivator yang baik bagi anak.
Q: Bagaimana menyikapi anak yang memain-mainkan makanannya?
A:  Bagi balita, inilah momen tepat untuk belajar bagaimana memperlakukan makanan, bereksperimen, dan mengetahui sensasi dari makan. Oleh karena itu, perbolehkan mereka untuk sesekali melakukannya.
Selama Anda menjadi contoh yang baik bagi mereka, tak ada masalah berarti dengan Si Kecil. Yang lebih sulit diatasi justru bla anak memiliki rasa takut terhadap makanan hanya karena tidak ingin kotor. Di sinilah pentingnya peran orangtua untuk menanamkan rasa percaya diri kepada Si Kecil.
Q: Benarkah kini lebih banyak gangguan makan?
A:  Ya. Setidaknya semakin banyak jumlah anak yang didiagnosis mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Selain terkait dengan minimnya aktivitas fisik, tawaran menggiurkan untuk mengonsumsi makanan dan minuman berkalori tinggi pun semakin meningkat.
Q: Bagaimana sebaiknya orang­tua menangani anak yang kelebihan berat badan?
A:  Segera berkonsultasi dengan ahlinya. Ada beberapa klinik spesialis yang memiliki tim dari multidisiplin ilmu kedokteran. Tim ahli ini akan menilai apakah kekhawatiran Anda masih terbilang wajar. Bagaimana pula menangani situasi spesifik dari kondisi Si Kecil. Pilih klinik yang melibatan seluruh anggota keluarga dalam mengubah gaya hidup dan kebiasaan makan mereka.
Q: Bagaimana dengan anak yang kekurangan berat badan?
A:  Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari penyebabnya dan mengamati kebiasaan makannya. Tak jarang orangtua heboh menerapkan program diet ke buah hati mereka tanpa berkonsultasi lebih dulu ke dokter.
Tim dokter biasanya akan melakukan pengamatan terhadap kebiasaan makannya dan hitung-hitungan asupan kalori. Selanjutnya, tim dokter akan membuatkan program makanan secara pribadi dengan jumlah kalori lebih banyak namun dalam porsi kecil. Contohnya, tiga piring penuh porsi nasi “dipecah” menjadi enam porsi kecil. Dengan cara ini diharapkan Si Kecil tercukupi semua kebutuhan kalorinya tanpa harus makan kenyang sekaligus.

sumber :http://www.tabloidnova.com
Judul asli : Gemar Yang Manis Saja