Anak hebat sering diasumsikan oleh para orangtua sebagai anak yang pintar dan memiliki nilai akademis yang tinggi. Tak heran jika orangtua lantas menjejali anak-anaknya dengan berbagai pelajaran tambahan dengan harapan mereka bisa menjadi anak pandai dan mendapat ranking di kelas.
"Untuk anak yang sudah masuk sekolah, orangtua memiliki persepsi bahwa anak mereka itu hebat kalau sudah mendapatkan ranking. Untuk mencapai hal ini, anak yang sudah sekolah dari pagi sampai sore masih harus mengikuti berbagai kelas tambahan, dan ini justru membuat orangtua dan anak sama-sama stres. Padahal ini semua tergantung dari support orangtua pada anak," ungkap konsultan anak Hanny Muchtar Darta, saat acara Scott's Multivitamin "Incredible You" di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Sabtu (5/11/2011) lalu.
Penekanan penilaian kehebatan seorang anak menurutnya jangan hanya dilihat pada hasilnya sebagai juara tapi lebih kepada usaha yang dilakukan untuk mencapai yang terbaik. Dengan kata lain, yang terpenting bukan menjadi juara atau pemenang, namun bagaimana cara orangtua meningkatkan jiwa pemenang pada diri anak, karena ini adalah kunci bagi anak untuk mendapatkan kesuksesannya.
Penekanan penilaian kehebatan seorang anak menurutnya jangan hanya dilihat pada hasilnya sebagai juara tapi lebih kepada usaha yang dilakukan untuk mencapai yang terbaik. Dengan kata lain, yang terpenting bukan menjadi juara atau pemenang, namun bagaimana cara orangtua meningkatkan jiwa pemenang pada diri anak, karena ini adalah kunci bagi anak untuk mendapatkan kesuksesannya.
"Semua anak dilahirkan hebat dan incredible, sehingga setiap kemajuan sekecil apapun yang dicapai anak merupakan keberhasilan positif yang harus dihargai oleh orangtua. Di sinilah peran orangtua yang paling penting," tambahnya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Thomas J.Stanley, PhD, yang dituangkan dalam bukunya, The Millionaire Mind, kecerdasan intelektual bukan hal yang paling penting untuk menentukan kesuksesan seseorang. Penelitian yang dilakukan terhadap 733 orang jutawan di Amerika ini menunjukkan, ada 30 faktor yang mempengaruhi kesuksesan. "Dari 30 faktor tersebut hanya tiga faktor yang berhubungan dengan faktor kecerdasan seseorang, dan itu menduduki peringkat terbawah," tambah Hanny.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Thomas J.Stanley, PhD, yang dituangkan dalam bukunya, The Millionaire Mind, kecerdasan intelektual bukan hal yang paling penting untuk menentukan kesuksesan seseorang. Penelitian yang dilakukan terhadap 733 orang jutawan di Amerika ini menunjukkan, ada 30 faktor yang mempengaruhi kesuksesan. "Dari 30 faktor tersebut hanya tiga faktor yang berhubungan dengan faktor kecerdasan seseorang, dan itu menduduki peringkat terbawah," tambah Hanny.
Dari 30 faktor yang mempengaruhi kesuksesan tersebut, faktor yang menduduki tiga peringkat teratas yang harus dimiliki setiap anak adalah sikap jujur, disiplin, dan pintar bergaul. Sedangkan tiga posisi terbawah dalam faktor yang menentukan kesuksesan dan kehebatan anak adalah IQ tinggi, sekolah di sekolah ternama, dan lulus dengan nilai tertinggi menempati perikat 30.
Berdasarkan pertimbangan ini, rasanya Anda tak perlu terlalu khawatir jika anak Anda tak memiliki ranking tinggi di kelasnya. Namun, sebisa mungkin berikan perhatian kepada anak tanpa harus mengorbankan waktu bermainnya untuk berbagai les tambahan yang berlebihan. Berikan juga apresiasi untuk anak dalam setiap kemajuan kecil yang dilakukannya, agar ia semakin terpacu untuk berusaha lebih keras dan maksimal.
Berdasarkan pertimbangan ini, rasanya Anda tak perlu terlalu khawatir jika anak Anda tak memiliki ranking tinggi di kelasnya. Namun, sebisa mungkin berikan perhatian kepada anak tanpa harus mengorbankan waktu bermainnya untuk berbagai les tambahan yang berlebihan. Berikan juga apresiasi untuk anak dalam setiap kemajuan kecil yang dilakukannya, agar ia semakin terpacu untuk berusaha lebih keras dan maksimal.
sumber : http://female.kompas.com/