Selain lebih lekat dengan anak, pengasuhan bisa lebih berhasil karena orangtua langsung yang menangani. Jika ibu dan ayah sudah mantap memutuskan merawat anak tanpa pengasuh, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Berikut lima kiat yang disarankan Esther Lianawati, Psi dari Fakultas Psikolog Universitas Krida Wacana Jakarta.
1. Memahami perawatan bayi
Sebenarnya, dengan adanya pengasuh pun ibu dan ayah perlu memahami perawatan bayi dengan baik, apalagi tanpa pengasuh. Perawatan yang dimaksud mulai dari cara menggendong yang benar, membuat dan memberi makan, memandikan, memakaikan baju, hingga membersihkan area lipatan secara berkala. Ibu dan ayah bisa memelajarinya dari buku atau majalah, bertanya ke dokter, atau ikut seminar kesehatan.
2. Persiapkan mental
Mental harus dipersiapkan dengan baik, mengingat butuh tenaga ekstra dalam merawat bayi. Pahamilah, bayi belum mengerti apa-apa; ketika ia lapar, haus, celananya basah karena kencing, gerah, dan lainnya, yang ia lakukan hanya menangis. Sebelum masalahnya teratasi, biasanya ia terus menerus rewel, terutama pada bayi baru lahir akan lebih sering rewel karena sedang beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Tak mustahil jika ibu-ayah tidak memiliki waktu istirahat cukup sehingga membuat tubuh sangat letih. Nah, untuk menghadapi ini semua dibutuhkan mental yang kuat.
3. Memahami tumbuh kembang bayi
Pengasuh yang berseritifikat biasanya sudah memahami fase pertumbuhan bayi, sehingga kita malah dibantu olehnya dalam menstimulasi kemampuan-kemampuan bayi. Jika memutuskan tidak menggunakan babysitter, maka kita mutlak harus memelajari dan menstimulasi sendiri. Pahamilah fase-fase tumbuh kembang bayi supaya dapat memberikan stimulasi secara tepat.
4. Atur waktu
Manajemen waktu yang baik sangat penting, supaya kita bisa menyelesaikan berbagai urusan rumah tangga maupun pekerjaan (bagi ibu bekerja) dengan baik. Cobalah membuat jadwal waktu, mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Mulai memandikan bayi, menyuapi makan bayi, bekerja, hingga menidurkan bayi kembali.
Kita perlu secara tegas membuat komitmen terhadap aturan, kecuali pada situasi yang tidak memungkinkan, bayi sakit misalnya. Jika tidak ada komitmen, bisa jadi yang muncul adalah tekanan sehingga membuat kepala kita berdenyut.
5. Bekerja sama dengan orang rumah.
Terutama bagi ibu bekerja, bekerja samalah dengan orang rumah dalam mengasuh dan merawat anak, bisa orangtua, anggota keluarga, maupun kerabat dekat lain. Tujuannya supaya ketika kita harus melakukan pekerjaan lain, bekerja di kantor misalnya, ada orang lain yang mengasuh anak.
Banyak keluarga yang menitipkan anaknya ke orangtuanya, karena mereka bisa lebih dipercaya. Boleh saja dilakukan asal kita tidak lepas tangan. Selain itu, bicarakan apa yang kita kehendaki dari bentuk pengasuhan tersebut sehingga bisa sejalan dan didapat hasil yang baik.
sumber : http://female.kompas.com