Welcome...Thanks for your visit....
Blog ini berisi informasi seputar Bayi, Balita, Batita, Kehamilan, Ibu Menyusui, Keluarga, Kesehatan, Kuliner, dll
--- Scroll ke bawah utk melihat Index atau Klik Tab2 dibawah ini ...

Saturday, October 8, 2011

Jika Tubuh Bunda Tolak Sperma Suami

Beberapa orang wanita, sel sperma suami dianggap sebagai benda asing. Tubuh wanita tersebut segera bereaksi membentuk antibodi antisperma (ASA) dalam jumlah tinggi yang sifatnya mencegah sel sperma suami membuahisel telur di dalam saluran telur. Penolakan tubuh calon ibu terhadap sel sperma suami kini dapat “diobati”.


Salah satu faktor penentu terjadinya kehamilanadalah sel sperma yang normal dan sehat. Yakni, dalam setiap ejakulasi terkandung 2-6 mililiter air mani (semen), dan setiap 1 mililiter mengandung lebih dari 20 juta sel sperma.


Namun, pada beberapa orang wanita, sel sperma suami dianggap sebagai benda asing. Tubuh wanita tersebut segera bereaksi membentuk antibodi antisperma (ASA) dalam jumlah tinggi yang sifatnya mencegah sel sperma suami membuahi sel telur di dalam saluran telur. Akibatnya, meski terdapat sejumlah sel telur yang matang dan siap dibuahi, proses pembuahan dan kehamilan tidak pernah terjadi.  


Kini, dengan metoda yang disebut Paternal Leukocyte Immunization (PLI) dan teknologi yang memungkinkan pengukuran kadar ASA yaitu Husband’s Sperm Auto-aglutination Test (HSAaT), produksi ASA yang terlalu tinggi dapat “diobati” sehingga kadarnya dipertahankan dalam kisaran normal. 

Sebenarnya, ada beberapa metoda pemeriksaan antibodi antisperma (ASA) yang pernah dilakukan di seluruh dunia, antara lain Kibrick (1952), Franklin dan Dukes (1964), dan Friberg (1974). Namun, ketiga metoda tersebut sudah tidak digunakan lagi karena dianggap kurang akurat. 

Pada tahun 2002, dr. Indra G. Mansur, DHES, SpAnd., androlog dan imunolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, mengembangkan metoda baru yang dikenal dengan namaHusband’s Sperm Auto-aglutination Test (HSAaT). Prinsip metoda ini adalah melihat reaksi penggumpalan (autoaglutinasi) antara serum darah istri terhadap sperma suaminya sendiri. Reaksi penggumpalan yang terjadi menunjukkan ada antibodi yang diproduksi tubuh istri sebagai reaksi penolakan terhadap sel sperma suaminya. 

Kini, masalah kadar ASA yang tinggi tersebut dapat ditangani dengan terapi sel darah putih suami yang sudah “diproses”, lalu disuntikkan ke dalam tubuh istri. Inilah yang disebut metoda PLI. Metoda ini termasuk imunoterapi seluler, dan bertujuan antara lain untuk:
  • Menurunkan kadar antibodi antisperma istri terhadap suami sehingga memungkinkan terjadinya proses pembuahan dan kehamilan.
  • Menekan aktivitas sel-sel yang bersifat sebagai “pembunuh alami” (natural killer cells) di dalam tubuh istri sehingga sel-sel sperma suami tidak dibunuh.
  • Menekan timbulnya reaksi autoimun pada tubuh calon ibu di awal proses kehamilan yang dapat menyebabkan keguguran berulang karena embrio dianggap sebagai benda asing yang ditolak tubuh calon ibu ibu.