Welcome...Thanks for your visit....
Blog ini berisi informasi seputar Bayi, Balita, Batita, Kehamilan, Ibu Menyusui, Keluarga, Kesehatan, Kuliner, dll
--- Scroll ke bawah utk melihat Index atau Klik Tab2 dibawah ini ...

Sunday, January 16, 2011

Mengubah Perilaku Anak Nakal

Mengubah perilaku seorang anak yang nakal tentu tidak semudah yang Anda pikirkan. Sebagai orangtua, Anda pasti kesal bila harus menghadapi anak nakal dan berperilaku di luar batas-batas normal. Bayangkan pusingnya kepala Anda saat menghadapi anak yang mengacau di pagi hari, kekacauan saat waktu makan tiba karena sang anak senang menyemburkan makanan, mengamuk di depan umum, malas mengerjakan PR, sering membantah, suka mencela, serta sikap-sikap lain yang membuat Anda stres. Belum lagi di sekolah, anak Anda suka memprotes apa yang diajarkan oleh gurunya serta memaki atau memukul teman lain yang tidak ia sukai.

      Akibatnya, anak Anda pun mendapat predikat "anak nakal", mulai dijauhi oleh teman-temannya serta sering mendapat hukuman dari gurunya. Namun begitu, janganlah menghukumnya secara fisik bila anak Anda memang nakal, karena hal tersebut tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik. Anak Anda pun tidak serta merta nakal sejak lahir, karena hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung terbentuk dari lingkungan sekitarnya, terutama keluarga.

      Maka dari itu, untuk mengubah perilaku anak nakal menjadi anak yang penurut dan menjadi kebanggaan orangtua, Anda harus melakukannya dengan perlahan dan sabar yang dimulai dari lingkungan terdekatnya. Yang harus diingat, pendidikan anak berawal dari dalam keluarga sebelum mendapatkannya dari lingkungan di luar rumah. Tak ada salahnya juga bila Anda mencoba mempraktekkan beberapa tips berikut ini untuk mengubah perilaku anak Anda yang tergolong nakal.

Berlakukan aturan
Kedisiplinan bermula dari hal-hal kecil, maka dari itu jangan biarkan keluarga Anda berjalan tanpa adanya aturan yang mengatur hal-hal mulai dari hal kecil sampai yang besar. Jika anak Anda telah terbiasa mengikuti aturan dari yang kecil, maka nantinya akan lebih mudah diatur saat melakukan hal-hal yang lebih besar. Yang tak kalah penting, Anda sebagai pembuat aturan juga jangan sampai melanggarnya.

Beri contoh yang baik
Berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa anak-anak adalah peniru nomor 1. Anak-anak akan mulai meniru segala perilaku yang terlihat dan terekam di ingatannya sejak masih bayi. Bila Anda sering berteriak kepada pasangan atau anak Anda, jangan kaget bila suatu waktu anak Anda akan mengikuti perilaku Anda tersebut dengan berteriak-teriak pada temannya atau bahkan pada gurunya. Sejak kecil, berikan pengertian pada anak Anda bagaimana harus berbicara dengan teman sebaya dan orang yang lebih tua disertai contoh yang konkrit dengan Anda melakukan hal tersebut padanya maupun pasangan Anda. Begitu pun dengan perilaku-perilaku lainnya. Memberi contoh konkrit akan lebih mudah terekam di ingatan anak Anda daripada hanya teori yang tidak ada wujudnya, atau bahkan tidak pernah Anda lakukan.

Ganjaran dan hukuman
Dengan adanya aturan dalam keluarga, maka hal tersebut tidak dapat lepas dari ganjaran dan hukuman untuk menegakkan disiplin. Ganjaran dapat Anda berikan bila sang anak mematuhi aturan, berbuat baik atau berprestasi di sekolahnya, sementara hukuman dapat Anda berikan bila sang anak melanggar aturan yang telah Anda terapkan. Meski begitu, jangan biasakan memberi ganjaran berupa hadiah atau materi untuk menghindarkan anak Anda menjadi orang yang materialistis dan pamrih, kecuali untuk hal-hal tertentu seperti menjadi juara kelas. Sebaliknya, saat anak Anda melanggar jangan berikan hukuman berupa hukuman fisik karena akan berdampak buruk bagi perkembangan psikologisnya. Anda dapat terapkan hukuman berupa pemotongan jam menonton TV atau melarangnya bermain di luar rumah yang relatif lebih aman dan mendidik.