Welcome...Thanks for your visit....
Blog ini berisi informasi seputar Bayi, Balita, Batita, Kehamilan, Ibu Menyusui, Keluarga, Kesehatan, Kuliner, dll
--- Scroll ke bawah utk melihat Index atau Klik Tab2 dibawah ini ...

Friday, June 11, 2010

Asi perah





Klinik Laktasi Rumah Sakit St Carolus, Jakarta, menyarankan agar para ibu menyiapkan ASI perah minimal dua hari sebelum mulai bekerja dan meninggalkan bayi. ASI sebaiknya diperah setiap tiga jam karena produksi susu akan makin melimpah jika sering dikeluarkan. 


ASI pada dasarnya dapat diperah melalui tiga cara, yakni menggunakan tangan, alat secara manual, atau memakai alat pompa elektrik. Namun, bila dilihat dari sisi ekonomis dan kepraktisan, memerah ASI dengan tangan lebih unggul dibandingkan dua cara yang lain dan bisa melakukannya kapan saja tanpa bantuan alat kecuali wadah yang bersih untuk menampung ASI. 


Cara apa pun yang dipilih, faktor kebersihan harus tetap diperhatikan. Sebelum memerah ASI, cucilah tangan Anda dengan sabun dan air hingga bersih dan sediakan wadah tertutup yang bersih dan steril untuk menampung ASI. Kemudian, perah sedikit ASI lalu oleskan pada puting dan areola karena air susu ibu mengandung zat antibakteri. 


Pada masa-masa awal, ibu tidak perlu putus asa jika jumlah ASI yang diperoleh tidak sebanyak yang diinginkan. Sebab, untuk menjadi terampil memerah ASI memang butuh waktu dan latihan. Karena itu, ibu sebaiknya berlatih memerah ASI sekitar satu minggu sebelum kembali bekerja. Selama di tempat kerja, ibu dianjurkan memerah ASI sebanyak dua sampai tiga kali di tempat yang tenang.


Wadah untuk menampung ASI perah sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah disterilkan, misalnya botol atau cangkir tertutup rapat yang terbuat dari plastik atau gelas, tahan dimasak dalam air mendidih, dan mempunyai mulut lebar agar ASI yang diperah dapat ditampung dengan mudah. Bila ASI tidak langsung diberikan, pastikan penyimpanannya aman dari kontaminasi dan berikan label waktu pemerahan pada setiap wadah ASI perah. 


Jika ASI perah akan diberikan kurang dari enam jam pada bayi, ASI tersebut tidak perlu disimpan dalam lemari es. Dalam buku Kiat Sukses Menyusui, ibu disarankan untuk tidak menyimpan ASI di suhu kamar lebih dari tiga atau empat jam. ASI perah tahan enam sampai delapan jam di ruangan bersuhu kamar, 24 jam dalam termos berisi es batu, 48 jam dalam lemari es dan tiga bulan dalam freezer. 


Sebelum diberikan kepada bayi, ASI yang dibekukan dicairkan terlebih dulu dan diletakkan dalam ruangan dengan suhu kamar. Kemudian, wadah berisi ASI itu direndam dalam air hangat sebelum diberikan kepada bayi. ASI sebaiknya diberikan dengan cangkir atau sendok agar bayi bisa mengisap ASI sedikit demi sedikit. Seusai diberi ASI, bayi dipegang dalam posisi tegak agar sendawa. 


Pemberian ASI perah dengan sendok atau cangkir sebaiknya diberikan orang lain, bukan ibu bersangkutan. Ini untuk menjaga konsistensi sehingga bayi tidak mengalami bingung puting. Selain itu, sisa susu yang tidak dihabiskan bayi sebaiknya tidak disimpan atau dibekukan ulang agar bayi terhindar dari risiko terserang diare. 


Selain penerapan manajemen, laktasi itu juga harus disertai dukungan semua pihak agar upaya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan bisa berhasil. Sikap keluarga sangat menentukan keberhasilan menyusui, terutama suami, dengan membantu tugas rumah tangga agar ibu yang menyusui tidak kelelahan, dan bantuan tenaga yang menjamin keamanan si kecil ketika ditinggal bekerja. 


Adanya "tempat kerja sayang ibu" yang mendukung proses laktasi di tempat kerja juga mempermudah ibu bekerja memberi ASI eksklusif selama enam bulan. Contohnya, dengan menyediakan ruang untuk menyusui atau memerah ASI dan tempat penitipan bayi, memberi kesempatan ibu menyusui atau memerah ASI setiap tiga jam.


sumber : http://www.gizi.net






Cara Memerah ASI dengan Tangan 
1. Cuci tangan yang bersih.
2. Siapkan 2 botol yang kecil (60ml) dan besar (120ml), 1 untuk tempat ASI yang sedang diperah, satu lagi untuk menampung ASI di PD sebelah yang netes.
3. Buka baju bagian depan atau buka semua boleh. Dan gantung baju ditempat yang aman dan bersih.
4. Masukkan botol ukuran 60ml ke dalam bra PD sebelah kiri. Jadi botol ditahan sama bra.
5. Mulai stimulasi Let Down Reflek (LDR) supaya keluar. Dengan cara putting tetep dalam bra trus ujung jempol diluar bra. Diusap-usap dengan lembut si putting dalam bra tsb. Sampai terasa geli-geli gitu. Dan teruskan saja. Ga lama kemudian akan terasa nyuuuttt pada PD. Itulah saat LDR keluar. Perah dengan cepat.
6. Setelah LDR terasa. ASI pasti akan netes-netes dari kedua PD. Nah yang sebelah kiri kan sudah ditadahi dengan botol kecil jadi ga takut terbuang. Yang kanan kita perah.
7. Cara Memerahnya bentuk ke lima jari seperti bikin huruf C terbalik. Jempol diatas PD dan keempat jari lain dibelakang bawah PD. Jaraknya kurang lebih 2cm dari aerola (lingkaran hitam/coklat deket putting).
8. Pencet-pencet PD dengan lembut tapi cepat seiring irama hisapan bayi. Jangan digesekkan jari2nya saat pencet karena akan membuat PD memar. Tapi cukup di pencet-pencet saja.
9. ASI akan keluar dengan deras dan akan terdengar bunyi srot.. srot…
10. Setelah agak berkurang alirannya. Pijat-pijat PD, perah lagi. Kalo sudah kosong pindah ke PD kiri.
11. Kalo pegel dengan posisi C terbalik, bisa pake posisi huruf U. jadi jempol disebelah kanan PD dan keempat jari di sebela kiri PD.
12. Setelah kedua PD kosong. Masih bisa distimulasi lagi si LDR. Tapi kalo ga bisa sebaiknya sudahi sesi memerah.
sumber : http://keluargasehat.wordpress.com